Published
- 2 min read
Tari 12 Tuping: Warisan Budaya Lampung dari Keratuan Darah Putih
Tari 12 Tuping
Tari 12 Tuping adalah sebuah tarian tradisional yang tidak hanya menampilkan keindahan gerakan, tetapi juga mengandung nilai sejarah yang kaya. Tarian ini berasal dari sejarah 12 Tuping Keratuan Darah Putih, sebuah kerajaan di Lampung yang terkenal dalam sejarah perlawanan terhadap penjajah. Tari ini diangkat dan dikembangkan oleh Sanggar Intan di Desa Kuripan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.
Sejarah 12 Tuping
12 Tuping mengacu pada 12 topeng yang digunakan dalam tarian, yang melambangkan 12 anggota pasukan khusus Raden Intan II. Pasukan ini dikenal karena perannya dalam melawan penjajah di tanah Lampung. Setiap tuping atau topeng tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga memiliki karakter dan nama yang berbeda, mencerminkan keunikan dan peran masing-masing dalam perjuangan tersebut. Wilayah tugas mereka juga berbeda-beda, menunjukkan strategi yang diadopsi dalam perlawanan.
Pengembangan Seni Tari
Sanggar Intan, sebuah kelompok seni yang berbasis di Desa Kuripan, berperan penting dalam mengembangkan dan melestarikan Tari 12 Tuping. Dengan dedikasi dari pemuda-pemuda desa yang berperan sebagai penari, mereka menyampaikan cerita sejarah ini melalui gerakan yang artistik dan penuh makna. Tarian ini tidak hanya menjadi bentuk hiburan tetapi juga alat edukasi budaya bagi masyarakat luas. Melalui Tari 12 Tuping, Sanggar Intan berharap masyarakat dapat mengenal lebih jauh tentang sejarah dan tradisi Keratuan Darah Putih.
Pengakuan dan Penampilan
Baru-baru ini, Tari 12 Tuping mendapat perhatian dari media nasional, seperti yang dilaporkan oleh TEMPO TV (Tempo Corp). Ini adalah bentuk pengakuan atas usaha para penari dan pengurus Sanggar Intan dalam melestarikan budaya lokal. Penampilan tari ini oleh pemuda-pemuda Desa Kuripan tidak hanya menjadi kebanggaan lokal tetapi juga menjadi cerminan kekayaan budaya Lampung.
Ajakan untuk Mengenal Budaya Lampung
Tari 12 Tuping adalah salah satu dari banyak warisan budaya yang dimiliki Lampung. Seni tari ini mengajak kita untuk lebih mengenal dan menghargai kekayaan budaya, wisata, dan tradisi Lampung yang beragam. Melalui seni, sejarah yang mungkin terlupakan dapat dihidupkan kembali, memberikan pelajaran penting bagi generasi mendatang.
Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam melestarikan dan mempromosikan Tari 12 Tuping, terutama Sanggar Intan dan para penari muda dari Desa Kuripan. Semoga seni dan budaya Lampung terus dikenal dan dihargai di kancah nasional maupun internasional.